Permasalahan lingkungan bukanlah hal yang sepele dimana meningkatnya polusi, kabut asap, dan perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab bisa mengakibatkan kerusakan dan kehancuran planet bumi ini. Gagasan Peringatan Hari Bumi muncul setelah terjadinya berbagai permasalahan lingkungan yang berdampak pada perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
Ada kisah sejarah dibalik peringatan Hari Bumi ini yang tidak banyak orang ketahui. Dan saat ini peringatan Hari Bumi pun senantiasa dirayakan tiap tahunnya untuk menyadarkan kita agar mau turut andil dalam menjaga lingkungan dan keselamatan bumi.
Baca juga: 21 Maret 2022, Selamat Hari Hutan Internasional!
Sejarah Peringatan Hari Bumi Sedunia
Dilansir dari laman Earth Day, Senator Amerika Serikat bernama Gaylord Nelson mendirikan Earth Day pada tahun 1970. Tujuan pendirian tersebut tidak lain untuk mempromosikan ekologi serta meningkatkan kesadaran manusia akan keprihatinan seputar masalah bumi yang semakin memburuk.
Adanya peristiwa tumpahnya minyak besar-besaran di Santa Barbara California sebagai pendorong Gaylord Nelson untuk menciptakan Hari Bumi saat itu. Peristiwa tumpahnya minyak tersebut dapat merusak lingkungan sekitar bahkan dengan jumlahnya yang besar bisa mempengaruhi ekosistem di Bumi. Tidak hanya itu, adanya permasalahan lingkungan yang cukup besar di AS seperti bahaya gas timbal akibat asap dan lumpur pabrik yang tak terkontrol serta bahaya pestisida di pedesaan juga disoroti sangat membahayakan keselamatan warga saat itu.
Baca juga: Isu Perubahan Iklim, Siapkah Kita Menghadapinya?
Perayaan Hari Bumi pertama kali diputuskan pada 21 Maret 1970 dengan nama hari pertama musim semi di Belahan Bumi Utara. Namun, Gaylord Nelson mengusulkan adanya sebuah gerakan lingkungan modern secara nasional dengan mengadakan demo menyuarakan kepedulian akan lingkungan pada tanggal 22 April 1970. Sejak saat itu juga, gerakan kepedulian lingkungan tersebut diberi nama Hari Bumi atau Earth Day.
Perayaan Hari Bumi ini tidak lain sebagai tanda penghormatan terhadap planet bumi yang telah dihuni oleh manusia. Gerakan lingkungan dari Gaylord ini pun mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terutama instansi dunia seperti PBB. Bentuk dukungan tersebut pun diwujudkan dengan adanya konferensi yang dihadiri para pemimpin dari semua negara di dunia untuk bersepakat dalam peningkatan aksi global mengatasi masalah krisis iklim. Sehingga, upaya mengatasi masalah perubahan iklim dunia ini sudah menjadi pembicaraan selama 30 Tahun.
Baca juga: Indonesia Darurat Sampah!
Tema dan Kegiatan Peringatan Hari Bumi Tahun 2022
Pada tahun 2022 ini, tema Hari Bumi mengusung “Invest in Our Planet”, yang mengajak semua manusia di bumi untuk melestarikan lingkungan sebagai bagian dari investasi kehidupan di masa depan. Adapun sub tema dari peringatan Hari Bumi tahun 2022 ini yakni “Nature in the Race to Zero”. Tema tersebut mengkampanyekan pengurangan emisi gas rumah kaca agar suhu global terjaga tetap di bawah 1,5 derajat celcius.
Dari tema diatas sangat jelas bahwa peringatan Hari Bumi ini tidak lain mengajak untuk melakukan aksi peduli lingkungan. Tidak hanya itu, harapannya semua bidang baik bisnis atau ekonomi, politik, seni dan sektor lainnya mempertimbangkan setiap tindakannya agar tetap memperhatikan lingkungan.
“This is the moment to change it all, the business climate, the political climate, and how we take action on climate. Now, is the time for the unstoppable courage to preserve and protect our health, our families, and our livelihoods”. Dikutip dari laman Earthday.org
Berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingati Hari Bumi atau Earth Day di Indonesia, beberapa diantaranya seperti;
- Gerakan Penanaman Pohon dan Penghijauan
- Meminimalisir Sampah Plastik
- Mengurangi Penggunaan Plastik
- Mengelola Sampah dengan Bijak
- Membersihkan Laut
- Menggunakan Produk Daur Ulang
- Pemutaran Film Dokumenter National Geographic (Earth Moods, Komodo Dragons, Sea of Hope)
- Menjaga dan Melestarikan Hutan
- Dan Kegiatan Aksi Peduli Lingkungan lainnya
Baca juga: Cegah Pencemaran Lingkungan, Pemkot Surabaya Resmi Umumkan Larangan Kantong Plastik