pelatihan pembuatan eco enzym

Pelatihan Pembuatan Eco Enzym – Sebagai wujud penerapan program Eco Project di Yayasan Bina Bhakti Lingkungan, telah diadakan kegiatan pelatihan pembuatan eco enzym yang di pandu langsung oleh Komunitas Eco Enzym Nusantara. Bagaimana gambaran kegiatannya? Simak lengkapnya disini.

Baca juga: Negara Penghasil Sampah Makanan Terbesar di Dunia, Indonesia Salah Satunya

Pelatihan Pembuatan Eco Enzym di Yayasan Bina Bhakti Lingkungan

Pada tanggal 25 September lalu, Yayasan Bina Bhakti Lingkungan (YBBL) mengadakan kegiatan pelatihan Eco Enzym yang berkolaborasi dengan Komunitas Eco Enzym Nusantara.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih warga wonokusumo agar mampu memanfaatkan sampah organik untuk kebutuhan pribadi ataupun komersil (diperjualbelikan).

yayasan peduli lingkungan surabaya

Ada dua kegiatan utama yang dilakukan yakni pemberian materi ‘Wawasan Eco Enzym’ dan ‘Praktikum Pembuatan Eco Enzym’.

a. Materi Wawasan Eco Enzym

Sebelum melakukan praktikum, seluruh siswa binaan dan warga sekitar yang menjadi peserta pelatihan diberi materi wawasan mengenai Eco Enzym. Peserta mendapatkan wawasan mengenai pengertian eco enzym, manfaat eco enzym, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatannya serta langkah-langkah pembuatannya.

Seluruh peserta yang hadir sangat antusias dalam menyimak materi yang disampaikan oleh perwakilan Komunitas Eco Enzym Nusantara. Peserta pun merasa takjub dengan isi materi yang disampaikan karena mereka baru tahu ternyata sampah organik yang biasanya dibuang begitu saja bisa diubah menjadi bahan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke-77 dengan Lomba Pengelolaan Sampah

b. Praktikum Pembuatan Eco Enzym

Setelah mendapatkan wawasan materi tentang Eco Enzym, seluruh peserta diajak untuk melakukan praktikum langsung. Bahan praktikum yang utama digunakan adalah sampah organik yang telah disiapkan pihak yayasan dan peserta.

Kali ini sampah organik yang dimanfaatkan adalah kulit buah segar dan potongan sayur yang belum dimasak. Kemudian difermentasi dengan gula merah dan air. Proses fermentasi akan berlangsung selama 3 bulan.

Setelah 3 bulan, hasil fermentasi tersebut dapat dipanen menjadi cairan eco cleaner yang dapat dijadikan sebagai alat pembersih dapur, toilet, desinfektan, obat kumur, pencuci sayur & buah, dan lain sebagainya. Bahkan produk turunannya dapat menjadi sabun wajah, detergen serta aroma terapi.

Kegiatan ini diikuti lebih dari 35 peserta. Seluruh peserta sangat antusias karena kegiatan ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Bahkan komunitas Eco Enzym Nusantara selaku edukator kami juga merasa takjub melihat semangat siswa asuh beserta orang tuanya sangat kompak saat berlatih membuat eco enzym.

Baca juga: Pilah Sampah Rumah Tangga dan Dapatkan Cuan Tambahan