Mikroplastik Dalam Pencemaran Sungai

Mikroplastik Dalam Pencemaran Sungai di Indonesia | Sudah menjadi rahasia umum bahwa mayoritas air sungai di Indonesia telah tercemar. Berikut ini, Yayasan Bina Bhakti Lingkungan (YBBL) akan membahas tentang mikroplastik dalam pencemaran sungai di Indonesia.

Pencemaran Sungai di Indonesia

Pencemaran sungai adalah  masalah lingkungan yang terjadi ketika air sungai telah terkontaminasi oleh zat kimia berbahaya yang dapat merusak kualitas air serta mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di dalamnya.

Menurut studi yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2018, faktor yang paling banyak menyebabkan pencemaran sungai di Indonesia adalah limbah domestik dan limbah industri. Limbah domestik terdiri dari limbah rumah tangga dan limbah dari fasilitas umum seperti pasar dan restoran. Sedangkan limbah industri didapatkan dari berbagai sektor industri seperti tekstil, kimia, makanan, dan aktivitas pertambangan.  

Beberapa indikator yang digunakan untuk menentukan sungai tercemar, meliputi :

  1. Kadar oksigen terlarut yang rendah / Chemical Oxygen Demand (COD)
  2. Tingginya kadar bahan organik terlarut / Biochemical Oxygen Demand (BOD)
  3. Kadar pH yang tidak normal
  4. Kadar logam berat yang tinggi (Timbal, Kromium, Kadmium, Merkuri)
  5. Bau tidak sedap
  6. Pertumbuhan alga yang berlebihan
  7. Kondisi air yang keruh berwarna hijau, coklat, dan hitam

Membuang sampah plastik menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam pencemaran lingkungan. Pasalnya, kandungan pada limbah plastik mudah terurai menjadi partikel kecil yang disebut dengan mikroplastik.

Apa itu Mikroplastik

Plastik tidak bisa terurai dengan baik di daratan dan di perairan. Plastik hanya dapat berubah bentuk menjadi ukuran yang lebih kecil seperti serbuk potongan plastik yang hanya berukuran 4,8- 5 milimeter. Karena bentuknya sangat kecil, mikroplastik mudah menyerap pada tanah dan menyatu dengan air.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) melalui Ekspedisi sungai Nusantara (ESN) di sepanjang tahun 2022, mengungkapkan bahwa kontaminasi partikel mikroplastik paling tinggi berada pada sungai di Provinsi Jawa Timur dengan 636 partikel per 100 liter air.

Penyebab kondusi sungai di Indonesia menjadi buruk adalah banyaknya temuan sampah plastik di bantaran dan badan air sungai. Jenis partikel mikroplastik yang mendominasi adalah serat fiber sebanyak 49,2 persen yang berasal dari kain sintetik limbah rumah tangga. Lalu disusul dengan jenis filament sebanyak 26,6 persen dan fragmen sebesar 18,6 persen yang masing-masing berasal dari limbah kantong plastik dan botol plastik.

Manajemen tata kelola sampah yang buruk diduga menjadi pemicu mengapa pencemaran air sungai di wilayah Jawa Timur menjadi sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, contohnya seperti masih membuang sampah sembarangan di sungai.

Dampak Negatif Mikroplastik Dalam Pencemaran Sungai di Indonesia

Bahan berbahaya dari plastik yang dapat mencemari lingkungan adalah polutan organik persisten (POP) yaitu dioksin, furan, phthalate, bisphenol A (BPA), serta nonilfenol etoksilat (NPE). POPs merupakan bahan kimia yang sulit terurai dan dapat berakumulasi dalam organisme hidup ataupun lingkungan. Sedangkan phthalate, BPA, dan NPE adalah senyawa kimia yang digunakan dalam produksi plastik dan dapat bocor ke lingkungan dan mengontaminasi air, serta berdampak negatif pada kesehatan manusia.

Air sungai yang sudah tercemar tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari hingga jangka panjang. Pasalnya, banyak bahaya yang  mengintai keberlangsungan kehidupan makhluk hidup dan ekosistemnya, yaitu :

1. Kesehatan Satwa Air

Pastinya pencemaran sungai dapat mengancam kehidupan satwa air. Kadar COD dan BOD yang buruk tentunya bisa menganggu sistem reproduksi, pertumbuhan, mempengaruhi perilaku hewan, serta menyebabkan kematian masal ikan di sungai. Bangkai ikan yang menumpuk di area sungai juga bisa memperparah kualitas air sungai.  

Selain itu, hewan atau ikan yang sudah tercemar logam berat akan bersifat karsinogenik bila dikonsumi terus menerus oleh hewan pemangsa ataupun manusia.

2. Kesehatan Manusia 

Kebutuhan air masyarakat banyak diambil dari pengolahan air sungai. Kualitas air sungai yang buruk bisa mengurangi sumber daya air bersih untuk keperluan manusia seperti untuk air minum, mandi, mencuci, dan irigasi pertanian. Air sungai yang tercemar oleh mikroplastik bisa berdampak besar pada kualitas kesehatan manusia, contohnya menganggu saluran pernapasan dan masalah pencernaan.

Air yang tercemar oleh zat kimia berbahaya  apalagi memiliki bau yang tidak sedap bisa menginfeksi jaringan kulit manusia bila digunakan untuk mandi dan juga mencuci pakaian.

3. Ekosistem Tidak Berjalan Semestinya

Ketika perairan sungai sudah tercemar zat kimia berbahaya, banyak sekali mikroorganisme dan ikan kecil di air yang terbunuh percuma. Saat kedua makhluk tesebut menghilang, maka ikan predator tidak memiliki sumber makanan untuk melanjutkan kehidupannya. Rantai makanan yang terputus bisa menyebabkan kepunahan sehingga bisa mempengaruhi ekosistem alam.

4. Bencana Banjir dan Longsor

Mikroplastik dapat menurunkan kualitas tanah di sekitar sungai. Hal itu bisa terjadi karena air yang tercemar dapat merusak kualitas tanah sehingga tumbuhan yang berada di pinggiran sungai tidak bisa berkembang biak dengan baik. Tentu saja kondisi tersebut bisa memperbesar potensi longsor di sekitar pinggiran sungai.

Selain itu, penumpukan sampah plastik di sungai bisa menyumbat jalur air ketika hujan deras datang. Ketika air tidak dapat mengalir dengan baik, maka air akan meluap dan menyebabkan banjir di wilayah sekitar sungai. Hal tersebut tentu saja dapat merugikan manusia.

Langkah Untuk Meminimalisasi Pencemaran Sungai

PP No. 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi salah satu instrument peraturan penting dalam pengelolaan air. Program RPPLH, KOTAKU, dan Bank Sampah merupakan program yang dibuat oleh pemerintah untuk menanggulangi tekanan pada sistem sanitasi dan limbah domestik.

Semua program tersebut tentunya tidak bisa berjalan tanpa dukungan dan peran masyarakat. Inisiatif dan komitmen setiap individu dalam menjalankan kampanye lingkungan dibutuhkan agar program meminimalisasi pencemaran sungai bisa berjalan dengan baik. Salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik dan mengelompokkan limbah plastik dengan limbah lainnya agar tidak tercampur. Selain itu, hindari juga aktivitas membuang sampah sembarangan di area sungai maupun saluran air.

Anda bisa memanfaatkan keberadaan Bank Sampah untuk mengolah limbah domestik seperti kertas, plastik, minyak jelantah, dan barang lainnya. Bank Sampah Induk Surabaya merupakan program kewirausahaan lingkungan dari Yayasan Bina Bhakti Lingkungan (YBBL) yang dapat membantu Anda dalam mengolah limbah rumah tangga.

Anda berkesempatan menjadi nasabah bank sampah dengan menyetorkan berbagai barang bekas yang tidak terpakai, alih-alih dibuang sembarangan. Selain berperan dalam menjaga lingkungan, Anda juga bisa menabung dengan hasil dari menyetor sampah.  

Perubahan ada di tangamu. Ayo jadi pelindung lingkungan untuk kehidupan yang lebih baik!